Hadiah
dari Bolu Coklat
Negeri Kue namanya. Negeri itu adalah negeri yang seluruh
bangunannya terbuat dari kue-kue ataupun bahan makanan yang lainnya. Rakyatnya
hidup makmur dan bahagia. Raja merekapun merupakan raja yang arif dan
bijaksana. Namun, kini negeri mereka dilanda duka. Calon suami sang putri raja
baru saja meninggal akibat terbunuh saat berburu di hutan.
“Bagaimana ini istriku? Candy terus-terusan murung sejak
ditinggal mati oleh Creamy. Apa yang harus kita lakukan?” kata Raja Gulali,
raja Negeri Kue.
“Akupun tak tau harus bagaimana. Ia kini bicarapun tak
pernah. Rakyat kita pasti sangat sedih dan rindu dengan sapaan hangat Candy
pada mereka.” jawab Ratu Sugary, istri Raja Gulali.
Raja Gulali hanya terdiam. Ia tampak berpikir keras. Sambil
memainkan jemari di dahinya, ia berkomat-kamit mencari solusi akan masalah ini.
“Aku tau! Kita harus memecahkan masalah ini bersama dengan
rakyat kita. Satu-satunya cara ialah membuat sayembara.”
“Sayembara? Apa maksudmu?”
“Ya, sayembara membuat kue! Barang siapa yang bisa membuat
Putri Candy bahagia dengan kuenya, ia akan mendapat hadiah.”
Ratu Sugary mengangguk-anggukan kepalanya. Ia setuju dengan
ide cemerlang suaminya itu. Segeralah ia memanggil asisten raja untuk
mengumumkan sayembara ini.
Semenjak pengumuman sayembara itu, rakyat dari penjuru negeri
datang ke istana dengan membawa bahan-bahan makanan. Tidak hanya dari Negeri
Kue, rakyat dari negeri seberangpun terlihat antusias mengikuti sayembara itu.
Istana nampak ramai. Dapur istana yang sangat luaspun membludak. Semua terlihat
bekerja keras demi mendapatkan hadiah koin emas yang sangat banyak.
Semua kue yang telah jadi dibuat, diserahkan kepada Putri
Candy untuk dicicipi. Namun, Putri Candy masih nampak murung. Tak ada kue yang
membuat ia tersenyum dan bahagia. Hingga akhirnya, tersisa satu orang pemuda
berpenampilan sederhana membawa bolu coklat di tangannya.
“Kau bercanda? Ini bolu coklat biasa yang setiap rumah pasti
membuatnya. Apa bisa Putri Candy bahagia dengan kue sederhanamu itu?” cemooh
Lapize, asisten raja kepada pemuda itu.
“Tak pantas kau berkata begitu Lapize! Wahai pemuda, siapa
kau ini? Nampaknya aku tak pernah melihatmu.” tanya Raja Gulali pada pemuda itu
dengan ramah.
“Ampun paduka raja, saya Borsalino, rakyat Negeri Kue yang
sudah lama mengembara ke beberapa negeri. Jadi, pantas saja raja tak mengenal
saya.”
“Hemm, baiklah Borsalino. Silahkan hidangkan kue buatanmu
itu.”
Borsalino segera menghidangkan kue bolu bauatannya ke Putri
Candy. Awalnya Putri Candy nampak memperhatikan kue bolu itu dengan lama.
Namun, saat Putri Candy memakan kue itu, alangkah terkejutnya seisi istana. Ia
tersenyum bahagia. Wajahnya yang awalnya pucat dan suram kini menjadi segar dan
ceria.
“Terimakasih Borsalino. Karena bolu coklat buatanmu, aku bisa
tersenyum seperti ini. Apakah kau tau? Bolu coklat adalah kue yang pertama kali
aku buat bersama dengan Creamy. Aku mejadi sadar. Untuk apa aku terus sedih
akan kepergian Creamy? Karena sebenarnya Creamy selalu ada, ada dalam bolu
coklat itu.” kata Putri Candy kepada Borsalino.
Seisi dapur menjadi sangat ramai. Semua bertepuk tangan,
kagum akan Borsalino dan bahagia akan keadaan Putri Candy yang sekarang. Karena
bolu coklatnya itu, Borsalino mendapat hadiah besar. Ia menjadi sering
mengunjungi istana dan dekat dengan Putri Candy. Hidupnya menjadi makmur,
terlebih sekarang ia menjadi pangeran di Negeri Kue.